Selasa, 27 November 2012

Aternatif pohon natal pada White Christmas

Kebiasaan memasang pohon Natal sebagai dekorasi dimulai dari Jerman. Pemasangan pohon Natal yang umumnya dari pohon cemara, atau mengadaptasi bentuk pohon cemara, itu dimulai pada abad ke-16.
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.
Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain "evergreen". Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara selalu hijau daunnya.

Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang Natal. Salah satu yang terbesar adalah pohon yang ada di Rockefeller Center di 5th Avenue New York Amerika Serikat.
Menghadirkan pohon Natal umumnya dengan pohon Cemara. Namun tak ada salahnya Anda mencoba mengkreasikan tanaman atau pohon lainnya. Suasana merayakan Natal memang terasa lengkap dengan hadirnya pohon Natal berikut ornamennya di ruang keluarga.
Desainer interior Yosephin Indriati mengungkapkan, dekorasi pohon Natal sebetulnya bisa didapatkan dari pohon kering yang telah dipangkas. Caranya, bersihkan pohon kering dari kotoran, lalu biarkan bentuk batang dan warnanya seperti semula. Kemudian, letakkan batang pohon tua secara mendatar, yang cabang-cabangnya menjulang ke atas.
Untuk mempercantik pohon ini, kata Yosephin, sebaiknya Anda membuatkan tema. Tema White Christmas, misalnya, yang kental dengan nuansa salju. Jika demikian, maka tambahkan aksesoris menyerupai salju, baik itu dari kapas atau gabus.
Taruh kapas di beberapa ranting pohon tua, kemudian tata pinus kering secara tak beraturan di bawah pohon. Untuk hiasan gantungnya, Anda bisa melilitkan tali berwarna perak atau keemasan agar sedikit terasa modern. Selain beberapa hiasan bola berwarna merah dan emas, tambahkan beberapa pinus pada rantingnya.
Dekorasi lainnya, lanjut Yosephin, dekorasi Natal dengan memakai bonsai beringin. Dengan tinggi kira-kira 30-40 sentimeter, Anda bisa membersihkan bonsai beringin dari daun-daun kering. Kemudiap, lap batangnya agar warnanya sedikit mengkilap.
Selanjutnya, lilitkan pita berwarna merah dan emas pada cabang-cabangnya agar tampil berbeda. Pohon Natal mini ini akan semakin berkesan dengan tambahan aksesoris potongan dadu styrofoam dibungkus seperti kado-kado.
Ingin tanaman lainnya?
Cobalah memakai tanaman Pucuk Merah sebagai pengganti Cemara. Pucuk Merah atau syzigium oleina menyerupai pohon cengkeh yang memiliki gradasi warna daun dari muda menjadi tua dengan diameter bisa mencapai 30 meter dengan tinggi 20 meter. Pohon ini memiliki warna daun merah hijau seperti Kastuba.
Cara membuatnya, pangkaslah daun-daun Pucuk Merah menyerupai pohon Cemara. Kemudian, biarkan warna merah dan hijau tampil seimbang.
Untuk hiasan dalam ruangan, kemas pohon ini dalam pot berwarna hitam dan tambahkan lilitan lampu-lampu hias yang membuat pohon ini tampil berbeda. Gantungkan hiasan berupa kado-kado berbungkus perak atau emas pada ranting-rantingnya.
Sebetulnya, dekorasi Natal dengan Pucuk Merah juga bisa Anda lakukan di ruang luar rumah seperti taman atau halaman rumah. Hanya, perlu Anda tambahkan lampu-lampu hias yang akan menyala terang saat malam datang.
Selamat berkreasi! (properti.kompas.com)
Pohon Natal tak bisa dilepaskan dari perayaan Natal. Bagi warga Desa Banjar Banggi, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pohon Natal tak harus cemara dan mereka membuatnya dari serpihan akar pohon jati yang justru awalnya tak memiliki nilai jual.
Hal tersebut dilihat di galeri milik Somo Midi di desa itu. Sebanyak 15 perajin berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan order pohon Natal dari limbah kayu jati yang kini mengalami peningkatan 100 persen.
Kepingan akar yang semula hanya teronggok di hutan dikumpulkan dan dipilih untuk mendapatkan tekstur seperti kelopak pohon cemara. Selanjutnya, satu persatu dirangkai disepanjang balok kayu menjadi sedemikian rupa hingga mengerucut keatas menyerupai pohon cemara.
Proses penghalusan dan penyusunan pangkal pohon dilakukan sebagai proses finishing sebelum dikirm ke agen yang menyalurkan ke beberapa wilayah kota di Indonesia dan diekspor ke Belanda dan Perancis.
Salah satu perajin, Somo Midi mengatakan pesanan pohon Natal dari limbah kayu akar jati ini sangat diminati oleh para agen dari Eropa karena memiliki tekstur dan keindahan yang berbeda dari pucuk cemara yang sering digunakan untuk perayaan Natal.
Sayangnya, kemampuan kreativitas para perajin jati ini dirasa kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Hal itu dilihat dari kemampuan mereka yang hanya mengandalkan kemampuan dari agen untuk memasarkan produk kerajinannya.(natal.okezone.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar